Padang - - Dialog Kebangsaan dengan tema "Peran Strategis Sumatera Barat Dalam Penguatan Untuk Mewujudkan Ketahanan Nasional", jadi perbincangan
Jum'at (25/11) di Hotel Santika Premiere, Padang.
Nara sumber selain Ketu Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas (IKAL) Angkatan 60, Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar, juga menghadirkan Guru Besar UNP, Prof Syofiarma Marsidin, yang mengupas kepemimpinan Minangkabau dihadapan 50-an Alumni Lemhanas Angkatan 60.
Dialog Kebangsaan yang diselenggarakan kerjasama Kesbangpol Sumbar dengan Lemhanas RI itu menghadirka. moderator wartawan senior, Hasril Chaniago. Pada kesempatan itu, Syofiarma mengungkapakan kepemimpinan dalam Budaya Minang menjelaskanya dengan baik.
"Dalam perspektiv Budaya Minang pemimpin hanya ditinggikan seranting dan didahulukan selangkah, " katanya.
Lebih lanjut dikatakanya, seorang pemimpin di Sumatera Barat harus dekat dengan masyarakat, siap dikritik dan dalam Budaya Minang tidak dikenal pemimpin yang diktator dan otoriter, jadi kepemimpinan di Minang bersifat demokratis, hal itu terlihat dalam pemerintahan nagari yang otonom.
Lebih lanjut, Syofiarma Marsidin yang juga Ketua Tarbiyah Sumbar itu mengatakan para tokoh nasional yang lahir di awal pra kemerdekaan seperti, Tan Malaka, Dr M Hatta, Sutan Syahrir, H Agus Salim, Mohd Natsir hingga Hamka merupakan refleksi dari perilaku Budaya Minang yang didapatinya, baik dilingkungan keluarga kecil hingga keluarga besar dan hidup ber-Nagari dilingkungan para tokoh itu dilahirkan.
Dipenghujung dialog kebangsaan tersebut, Prof Syofiarma juga memaparkan soal kemandirian bangsa yang mestinya lembaga pendidikan melahirkan SDM yang berkualitas melalui peningkatan kecerdasan spritual, kinestteik, emosional, Kecedasan Intelektual dan Digital hingga kecerdasan bahasa. (***)